MENELADANI KEPAHLAWANAN DAN PATRIOTISME TOKOH
A.
Meneladani Tokoh
Mari
kita membaca biodata tokoh berikut. Tokoh berikut adalah RA. Kartini dan
KH.Dewantara. Tokoh-tokoh berikut memberi teladan baik untuk kita tiru.
1. RA. Kartini
Raden Ajeng Kartini adalah tokoh
emansipasi wanita.Cita-citanya ingin mengangkat derajat wanita Indonesia. Agar
wanita Indonesia mempunyai hak sama seperti kaum pria.Kartini ingin melanjutkan
sekolah yang lebih tinggi. Akan tetapi, tidak mendapat restu dari orang tuanya.
Hobinya membaca buku. Buku yang dibaca adalah buku tentang wanita. Pada tahun
1903, Kartini membuka sekolah gadis di Jepara. Pada tahun 1913, Kartini
mendirikan sekolah rendah. Sekolah itu bernama Sekolah Kartini. Sekolah itu
untuk anak-anak perempuan. Surat-surat ditulis Kartini dari tahun 1899–1904.
Selanjutnya, dikumpulkan dan diterbitkan oleh Mr. Jaeques Henry Abendanon. Buku
tersebut diterbitkan pada tahun 1911.
Kumpulan surat-surat ituberjudul Van
Duisternis tot licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Buku tersebut
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Bukunya diterjemahkan olehArmyn Pane.
Selain itu, diterjemahkan pula ke dalam bahasa Sunda oleh Sacadibrata. Pada tanggal
17 September 1904 Kartini meninggal dunia. Saat itu Kartini berusia 25 tahun.
Jasanya yang begitu besar maka setiap tanggal 21 April kita peringati sebagai
Hari Kartini.
Gambar
6.2 RA.
Kartini
Sumber:
www.lib.monas.edu
2. KH. Dewantara
Semasa kecil Ki Hajar Dewantara bernama
R.M. Suwardi Suryaningrat. Lahir di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1889. Ia amat
gemar membaca dan menulis. Buku karangannya berjudul “Seandainya Aku Seorang
Belanda”. Isinya berupa sindiran dan kecaman pedas kepada Belanda. Setelah Belanda mengetahui, Ki Hajar Dewantara
diasingkan ke negeri Belanda. Kesempatan ini dimanfaatkan Ki Hajar Dewantara
untuk belajar. Setelah kembali ia mencurahkan perhatiannya di bidang pendidikan.
Kepada anak didik ditanamkan rasa kebangsaan. Hal ini berguna agar mereka
mencintai bangsa dan Tanah Air. Ki Hajar Dewantara bersama dengan Ir. Sukarno,
Drs. Moh Hatta, dan KH. Mas Mansur membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Setelah
Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara menjabat sebagai Menteri Pendidikan
Pengajaran dan Kebudayaan.
Gambar 6.3 KH. Dewantara
Sumber: www.swaramuslim.com
B. Sikap kepahlawanan
1. Kepahlawanan
Indonesia merdeka pada tanggal 17
Agustus 1945. Sebelumnya, Indonesia dijajah oleh Belanda dan Jepang. Pada zaman
penjajahan kehidupan penuh dengan penderitaan. Hal ini karena semuanya telah
diatur dan ditentukan oleh penjajah. Setelah merdeka, kita dapat hidup bebas.
Tiada lagi aturan dan penindasan yang dilakukan penjajah. Kemerdekaan Indonesia
diperoleh melalui kerja keras, perjuangan dan pengorbanan pahlawan kita.
Perjuangan pahlawan mendapat ridho dari
Tuhan Yang Mahaesa. Hal itu terbukti dari kemerdekaan yang telah diraih. Sikap
kepahlawanan yang wajib kita teladani. Seperti rela berkorban, semangat, tak
kenal menyerah, jujur, rajin, terampil, membela kebenaran dan tanpa pamrih. Oleh
karena itu, kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Mahaesa. Selain adanya kemerdekaan
berkat jasa pahlawan. Caranya dengan mempertahankan kemerdekaan yang telah
diraih. Sebagai pelajar, kita wajib mengisi kemerdekaan. Caranya dengan
kegiatan yang baik dan berguna. Sebagai contoh, belajar dengan rajin dan tekun.
Kelak kamu menjadi generasi penerus bangsa. Penerus bangsa cerdas, terampil,
dan berbudi pekerti luhur. Mampukah kalian mewujudkannya?
2.
Patriotisme
Tahukah kamu apa yang dimaksud
patriotisme? Patriotisme adalah rasa kecintaan dan kesetiaan pada tanah air.
Selain itu, juga bersedia mengorbankan segalanya. Sikap itulah yang pernah
dimiliki oleh para pahlawan. Meskipun telah merdeka, tetapi sikap dan semangat
harus ada. Mengapa demikian? Untuk mengisi kemerdekaan diperlukan rasa cinta
tanah air.
Apabila semangat belajar tinggi maka
akan memperoleh prestasi yang tinggi. Dengan demikian, cita-cita dapat
tercapai. Jiwa patriot mengandung sikap pantang menyerah, rela berkorban, dan
tidak putus asa. Sikap patriotisme tidak hanya pada waktu perang, namun dalam
kehidupan sehari-hari. Ki Hajar Dewantara wafat pada tanggal 28 April 1959 di
Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara berjuang tanpa pamrih. Ki Hajar Dewantara
merupakan tokoh berjasa dalam pendidikan.
C. Jasa Pahlawan
Pahlawan tidak selalu memanggul senjata
di medan perang. Akan tetapi, berjuang pula
melawan kebodohan dan keterbelakangan. Banyak sikap dan perilaku
pahlawan yang wajib kita teladani. Berkat perjuangan para pahlawan kemerdekaan.
Sikap-sikap dalam mengisi kemerdekaan adalah sebagai berikut.
a. Selalu
membela yang benar.
b. Bekerja
sama mewujudkan rasa gotong royong.
c. Giat
belajar untuk mencapai cita-cita.
d. Suka
menolong dengan ikhlas.
e. Tidak
mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan.
f. Tidak
malu bertanya jika menemui kesulitan.
g. Mau
menerima saran orang lain dengan senang.
Gambar 6.4 Ziarah di makam pahlawan untuk mengenang
jasa pahlawan
Sumber:
www.tarakankota.go
Contoh cara menghargai jasa para
pahlawan antara lain sebagai berikut.
a.
Berziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP).
b. Pada
waktu upacara mengikuti dengan khidmat.
c. Ikut
mendoakan arwah para pahlawan.
d.
Melanjutkan perjuangan sesuai keadaan sekarang.
e. Turut
menjaga bentuk peninggalan sejarahnya.
f. Hidup
rukun dan bersatu.
g. Menaati
tata tertib dan aturan yang berlaku.